Diskusi Materi Matrikulasi #Sesi1 -- Adab Menuntut Ilmu
Tanggal : 23 Januari 2017
Fasilitator : Itsnita Husnufardani dan Nesri Baidani
Ketua Kelas : Hani Khaerunnisa
Koord. Minggu I : Ira Silvera
Fasilitator : Itsnita Husnufardani dan Nesri Baidani
Ketua Kelas : Hani Khaerunnisa
Koord. Minggu I : Ira Silvera
Diskusi Materi Matrikulasi #Sesi1: Adab Menuntut Ilmu
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #1
🙋 ADAB MENUNTUT ILMU 🙋
Sesi Tanya Jawab
1⃣ Liza - IIP Pekanbaru
Apa contoh kecil dan paling nyata dlm mengamalkan adab sebelum Ilmu (yg bisa segera dilaksanakan dan dijadikan kebiasaan awal), dan bagaimana cara menularkan kebiasaan tersebut kepada anak-anak? Umur berapa sebaiknya anak-anak mulai dikenalkan tentang adab (tata krama/etika)?
Mbak Farda :
➡ Bunda Liza yg baik, menularkan adaba cara terbaik dg memberikan dan mengedepankan keteladanan didepan anak. Mendidik adab sebaiknya selalu dibarengi dg tumbuh paripurnanya Fitrah terlebih dahulu, maka pahami tahapan fitrah bertumbuhnya hingga usia 7 tahun idealnya adab bisa ditegakkan tanpa mengesampingkan fitrahnya tumbuh. Contoh paking kecil dlm kehiduoan sehari, adab makan, minum tidur, masuk kamar mandi dll yg dicontohkan dan diajak meneladi dr perilaku ortunya lebih dahulu✅
2⃣ Susi - IIP Jepara
Saya suka memotret kegiatan komunitas, pemandangan alam, bunga-bunga, juga hal-hal kecil di sekitar atau selama perjalanan. Saya membaginya di media sosial. Untuk foto kegiatan, biasanya saya kirimkan ke WA teman-teman dan silakan bagi pakai. Lebih seringnya tanpa kredit atau menyebutkan nama saya. Saya ikhlas. Banyak foto bunga, alam, pemandangan dan lain-lain saya bagi bebas di media sosial tanpa menyertakan tanda atau watermark. Buat saya itu cara saya berlatih fotografi dan berlatih ikhlas. Salahkah apa yang saya lakukan? Karena beberapa teman justru berkali-kali mengingatkan bahwa cara saya salah dan rawan dicuri, sementara saya tidak merasa kecurian. Saya malah senang saja jika ada yang memakai. Apakah saya menyalahi adab ilmu?
Mbak Farda :
➡ Mba Susi yg kreatif, hal yang disampaikan mba Susi merupakan bentuk profesionalitas dalam menghargai hasil hak karya kekayaan intelektual (HAKI). Maka saran untuk menambah watermark dsb bentuk apresiasi atas karya pribadi untuk mencegah penyalahgunaan jangka panjang, dan jika memang di bebas-gunakan sebaiknya bisa dipahami apa kemungkinan jangka panjang peluang masalah yg akan muncul.✅
3⃣ Ami - IIP Sulawesi.
Mau tanya soal copas status menarik di FB. terkadang tulisan2 bagus dicopas tanpa sumber. kita harus bgmn menanggapinya?mencoba mencari penulisnya pun tidak ditemukan. tetapi terlalu sayang jika tidak di share, karena tulisannya menarik... 😁😁😁
Mbak Nesri :
➡simpan saja untuk diri sendiri sambil ikhtiar mencari penulisnya. Gunakan semua fitur search, selama dia menuliskannya di internet, pasti ada jejaknya.
4⃣ Ira - IIP Surabaya
Dalam menuntut ilmu terkadang kita punya beberapa guru. Bagaimana menyikapi jika ada ilmu yang saling bertentangan, sedangkan kita gak berani mau konfirmasi ke guru tersebut krn takut nanti gak disenangi guru tersebut.
Mbak Nesri :
➡Ini mengingatkan saya pada sebuah kisah tentang Imam Malik. Awalnya beliau berpendapat bahwa tidak perlu membasuh sela-sela jari kaki saat wudhu. Namun kemudian ada seseorang yang membawa hadis shahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah melakukannya, maka Imam Malik pun mengubah pendapatnya...
Saya pikir, seorang ahli ilmu selalu terbuka terhadap pendapat orang lain. Apalagi jika orang tersebut mengedepankan adab dalam berdiskusi dan bertanya. Jadi menurut saya, konfirmasikan saja, tentu dengan mengedepankan adab bertanya sebagai murid. Yang perlu dihindari adalah debat kusir yang berkepanjangan.🙏🏻
5⃣Ira - IIP Surabaya
Apa batasan murid Kritis vs murid Tidak Beradab?
Mbak Nesri :
➡murid kritis mengedepankan adab dalam menuntut ilmu baik dalam bertanya maupun menerima ilmu.
6⃣ Hani_IIP Tangsel
Dalam menuntut ilmu, ada kalanya sebagian murid dalam satu angkatan mengalami percepatan dalam menginjak tahapan berikutnya dari suatu institusi/komunitas.
Apakah dibenarkan bila sebagian murid tersebut 'meninggalkan' begitu saja institusi/komunitas yang telah menaunginya sebagai penghantar menuju jalan percepatan tersebut?
Mbak Nesri :
➡menurut mbak Hani gimana?
Menurut saya, klo bicara soal adab, kita tidak bicara tentang benar dan salah, melainkan tentang baik dan buruk.
Saya teringat kata-kata ayah saya, sekali guru selamanya guru. Walaupun kita mungkin sudah beda pendapat dengan guru kita, namun beliau tetap guru kita. Jadi walaupun kita sudah pergi lebih dulu karena sudah selesai menuntut ilmu di satu tempat, bukan berarti kita meninggalkan lalu tak memperdulikan. Karena, bagaimana pun kita pernah mendapat ilmu dari situ.
7⃣ Suci - IIP Bandung
Ada beberapa pertanyaan mb:
1. Duduk paling depan di majlis ilmu online itu prakteknya seperti apa ya?
Mbak Nesri :
➡dalam majelis ilmu online, ada waktu-waktu tertentu dimana materi dibagikan, diskusi dilaksanakan, dan waktu bertanya. Selalu hadir tepat waktu, dan berkontribusi aktif menunjukkan kita berada "di deretan paling depan"😊🙏🏻
2. Dalam kelas matrix link guru kita disini para fasil yaa?
➡Fasilitator bukan guru melainkan pendamping belajar. Kita belajar bersama disini. "You know better, let me hear", jadi jangan ragu berbagi ilmu disini🙏🏻
3. Tdk boleh menyimpan buku yg sedang dipelajari sembarangsan, knp? G dosa kan yaa klo lupa2 nyimpen gituu 😬
➡hmmm....saya ga punya alasan logisnya, mbak...maaf, butuh penelitian kayanya, hubungan antara meletakkan buku dengan keberkahan ilmu😬
Ketika saya kecil, ayah saya mengajari cara membawa buku, cara meletakkan buku, cara memperlakukan buku. Menurut beliau, buku adalah sumber ilmu, jika ingin ilmu kita berkah, maka kita harus pelihara baik-baik sumber ilmu. Sampai sekarang beliau selalu merawat buku-bukunya tanpa kecuali. Dan alhamdulillah, menjadi salah seorang tempay bertanya di bidang yang digelutinya. Apakah ini ada hubungannya dengan cara beliau memperlakukan buku sebagai sumber ilmu? Wallahu a'lam🙏🏻
8⃣ Nur Hayati -- IIP Depok
Bagaimana Cara utk mengatasi mindset anak yg sudah terlanjur terbentuk oleh lingkungan (Sekolah n keluarga) bahwa ilmu yg didahulukan.
Misal, anak di Sekolah terbiasa mendapat reward point di kelompoknya jika kelompoknya itu berhasil menjawab pertanyaan guru... Nahhh karena ingin mendapat point, Kadang anak buru2 Lomba utk lebih dulu menjawab sebelum guru selesai me back and pertanyaan. Nahhh dari situ, anak terbiasa "lomba" tdk menunggu/orang selesai me jelas Kan.
Mbak Farda :
➡Maka, ulangi proses pemaknaan ulang tentang apa itu belajar mbak. Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi dua arah, maka lakukan pemahaman ulang.
Mbak Nesri :
➡ hmmm....butuh kerjasama dengan pihak sekolah nih, bun...
Menariknya, adab itu tidak bisa dipelajari, ia hanya bisa diteladankan. Jadi, menurut bunda Nurhayati, apa yang sebaiknya dilakukan? 😉
9⃣ Dewi - IIP Lampung
Hanya bisa diteladankan. Berarti utk mengatasi anak2 di rumah yg selalu membiarkan buku berserakan setelah dibaca, hanya dengan dicontohkan ya mbak nes? Kadang2 di rumah suka stress dengan masalah buku berserakan ini. Klo suami sih menghiburnya dgn bilang itu artinya bukunya dibaca bunda.. Jd berpikir ulang, jgn2 saya selama ini sudah menjadi contoh yg tidak baik dlm hal menghormati buku..
Mbak Farda :
➡ Kita kembalikan pd usia anak, jika anak yg suka menyerakkan buku masih dibawah 6 tahun, maka tidak ada tanggung jawab moral. Keteladanan orangtua yg paling penting dan utama. Kuncinya sabar mengulang menunjukkan keteladanan.😄✊🏻
Mbak Hani :
➡ Kalau saya sih, tergantung umur anak. Bila Balita, setelah diajak membaca buku, biasanya saya/ayahnya berucap: Alhamdulillah..sudah selesai.. Yuk, kita beresin bukunya yuukk... Coba Kak/Dik, tolong simpan bukunya di rak/lemari. (Sembari diantar menuju rak/lemari buku, bukunya dia yang pegang untuk disimpan).
Kalau umur yang lebih besar, sebelum memegang sesuatu barang, diingatkan untuk setelahnya disimpan/dirapikan kembali.
Semua anak tidak langsung menurut di awal-awal, memang harus diberi contoh berulang kali sambil tetap diingatkan. Kalau masih tidak mau juga, anak harus mulai diterapkan reward and punishment sesuai usianya.
🔟 Nunung Syayidah
Mbak Nesri saya mempunyai adik dan saya mengajarkan adab terlebih dahulu semenjak saya mengambilnya,ketika adik saya itu berhadapan langsung dengan saya dia mengamalkan adab yg saya ajarkan, tetapi dikala dia berhadapan dengan teman atau masyarakat adab itu hilang begitu aja hingga saya memutuskan dalam setahun ini dia tdk sekolah dulu setahun pertanyaannya apakah tindakan saya salah, dan harus gimana? terimakasih mba.
Mbak Nesri :
➡ wa'alaikumsalam...
menarik banget urusan adab ini ya...iya hanya bisa diteladankan, lalu terus dilatihkan, saya khawatir, punishment bukan solusi dalam pendidikan adab...wallahu a'lam🙏🏻
1⃣1⃣ Faiza -- IIP jakarta
Sejauh mana seorang anak dapat ditoleransi kebosanannya di saat menghadiri majlis ilmu secara offline? Memaklumi usianya yg masih dini dan kemampuan konsentrasinya yg masih terbatas, di sisi lain ingin dengan tenang menyimak guru..
Mbak Farda :
➡ Mbak Faiza, anak memiliki rentang perhatian 1 x usia nya. Jadi jika usia anak 5 tahun maka rentang fokusnya 5 menit itu sdh sangat baik, maka ibunya bisa melatih rentang konsentrasinya bertahap, dan disiapkan mainan selama ibunya bermajelis. Namun, jika dirasa tingkah sikecil sudah mengganggu keamanan dan kenyamana ruangan terutama kondusifnya acara, maka ikhlaskanlah. Kemuliaan anak dihadapan orang lain jauh lebih penting dibandingkan ilmu yg kita dapat. Jangan jadi ibu yang egois. Bisa dipahami adab mencari ilmu bagi ibu beranak. ✅
Ini tulisan Bu Septi, silakan dipahami diresapi👇🏻
Farda IIPSby:
ADAB MEMBAWA ANAK KE MAJELIS ILMU
Seorang ibu yang semangat menuntut ilmu tentu saja segala rintangan akan dihadapinya untuk mendapatkan ilmu tersebut. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kalau kita memiliki anak kecil-kecil, yang tidak bisa ditinggal.Mari kita pelajari adabnya :
1. Tanyakan ke penyelenggara apakah kelas ini mengijinkan anak-anak masuk diruangan atau tidak?
DON'T ASSUMEmisal :
"Ah, pasti boleh, ini kan komunitas Ibu-ibu/keluarga dan pasti punya anak kecil, jelas boleh lah"
ini ASSUME namanya.
harus di CLARIFY (klarifikasi) di awal. Tidak semua guru ridha kelasnya ada anak-anak dengan berbagai alasan kuat. masing-masing.
2. Apabila tidak diijinkan anak-anak di dalam kelas, maka kita tidak boleh memaksakan diri. Memilih alternatif untuk tidak berangkat, kalau memang tidak ada kids corner atau saudara yang dititipi.
3. Apabila diijinkan, maka kita harus tahu diri, tidak melepas anak begitu saja, berharap ada orang lain yang mengawasi, sedangkan kita fokus belajar, ini namanya EGOIS. Dampingi anak kita terus menerus, apabila anda merasa sikap dan suara anak-anak mengganggu kelas, maka harus cepat tanggap, untuk menggendongnya keluar dari kelas, dan minta maaf.
Meskipun tidak ada yang menegur, kita harus tahu diri, bahwa orang lain pasti akan merasa sangat terganggu. Jangan diam di tempat, hanya semata-mata kita tidak ingin ketinggalan sebuah ilmu.KEMULIAAN ANAK KITA DI MATA ORANG LAIN, JAUH LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN ILMU YANG KITA DAPATKAN.
Maka Jaga Kemuliaannya, dengan tidak sering-sering membawa ke forum orang dewasa yang perlu waktu lama. Karena sejatinya secara fitrah rentang konsentrasi anak hanya 1 menit x umurnya.
Untuk itu andaikata kita punya anak usia 5 tahun, menghadiri majelis ilmu yang perlu waktu 30 menit, maka siapkan 6 amunisi permainan atau aktivitas yang harus dikerjakan anak-anak. Kalau ternyata anak cepat bosan dari rentang konsentrasinya, segera undur diri dan fokus ke anak kita.✅
1⃣2⃣ Meyliani - IIP Bogor
Assalamualaikum... Meyliani_IIP bogor
Pertanyaan serupa dengan mba nunung, cm kasusnya anak sy umur balita, jika dirumah sdh terbiasa dengan adab sehari2 yg sederhana.. tp ketika nginep dirumah nenek atau uyutnya pulang kerumah langsung lupa dan sulit diarahkan lg... apa sebaiknya yg disampaikan pd org tua soal adab pd anak, krn mereka pnya pola pikir yg cendrung membebaskan asal ank anteng...
Mbak Farda :
➡ Waalaykumsalam, mb Meyliani.
Maka perlu mengkondisikan si anak dulu sebelum menuju rumah uti uyutnya, beri bekal dudukan awal, pemahaman bahwa adab keseharian tetap berjalan diamanapun kita berada. Dibelakang stage, kita perlu rangkul uyut utinya juga agar seirama dalam menyeting kondisi. Sampaikan dg baik. Kami menyebutnya dinas tugas luar negeri, kalau uti uyut dari dari kita, maka kita yang menyampaikan, tapi jika dr pihak suami, maka biar Ayah yg menyampaikan, agar pendidikan 3 generasi selaras. Perlu waktu, kesabaran dan konsistensi.
Demikian Resume diskusi dari Adab menuntut ilmu, materi tentang Adab menuntut ilmu bisa dilihat di Materi Adab Menuntut Ilmu
0 komentar:
Posting Komentar